Dan Indonesia 100 tahun, yang akan kita temui dalam 26 tahun ke depan di tahun 2045, adalah saat di mana seharusnya seluruh cita-cita dasar kebangsaan yang dicanangkan para pendiri bangsa sudah terwujud.
JAKARTA, PWI Kota Bandung — Menciptakan regenerasi kepemimpinan nasional Indonesia yang mumpuni dan berintegritas membutuhkan kesatuan cita-cita seluruh elemen bangsa.
Semua dimulai dengan persatuan pikiran, pengolahan, dan tindakan. Tujuan utamanya terpusat pada pemulihan keseluruhan lndonesia untuk mencapai kesejahteran dan kemakmuran bersama tanpa melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia, jiwa Proklamasi dan UUD 1945.
Dan Indonesia 100 tahun, yang akan kita temui dalam 26 tahun ke depan di tahun 2045, adalah saat di mana seharusnya seluruh cita-cita dasar kebangsaan yang dicanangkan para pendiri bangsa sudah terwujud.
Namun, seperti dikatakan di atas, semua tujuan besar dalam hidup bernegara dan berbangsa yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 itu tidak akan tercapai bila tidak ada kontinuitas kepemimpinan yang bisa menyatukan cita-cita dan gerak seluruh rakyatnya.
Sebetulnya semua potensi untuk mencapai Indonesia Emas 2045 sudah terlihat saat ini. Indonesia akan mendapatkan bonus demografl dengan jumlah penduduk usia produktif paling tinggi (antara usia 45-54 tahun), di mana usia tersebut adalah usia emas atau matang.
Sayangnya, potensi tersebut ini hanya terjadi sekali saja dalam siklus jumlah penduduk suatu negara. Jika kondisi ini dikelola dengan baik, maka dapat menjadi sebuah berkah untuk Indonesia. Namun. jika dikelola dengan buruk. maka bonus tersebut akan terlewati dengan sia sia.
Pertanyaan penting untuk dijawab, apa saja tantangan yang akan dihadapi Indonesia dan strategi apa yang harus disiapkan untuk Indonesia Emas 2045?
Melanjutkan seminar jilid pertama yang terselenggara dengan baik pada Oktober lalu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat melanjutkan seri diskusi yang amat penting yaitu Seminar 100 Tahun Indonesia Jilid II “Mimpi Tokoh Muda untuk Indonesia 2045”.
Seminar tersebut akan diselenggarakan pada Rabu 18 Desember 2019, di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan nomor 17, Jakarta Pusat.
Tujuan utama dari seri diskusi itu adalah mengetahui kondisi kekinian mengenai permasalahan dalam kepemimpinan bangsa saat ini serta dapat menentukan langkah untuk memperbaiki masalah yang akan kita hadapi bersama. Terutama memberikan gambaran kondisi umum pembangunan intelektualilas Iintas generasi selama ini.
Selain itu, diskusi tersebut diharapkan bisa memberi gambaran isu kekinian dan perkembangan program pemerintah, juga gambaran rodmap Indonesia Emas 2045. Tak ketinggalan, tentu untuk mendapatkan jawaban untuk kendala dan tantangan situasi politik dan ekonomi selama ini.
Menariknya, dalam serial diskusi ini, PWI Pusat konsisten menggali pemikiran orisinil dari putra-putri terbaik daerah yang masih aktif menjabat pimpinan daerah.
Peran para tokoh dan kepala daerah tentu seharusnya tidak dikecualikan dalam upaya mempersiapkan generasi Indonesia Emas. Dari mereka juga diharapkan ada langkah-langkah strategis dalam menyiasati bonus demografi, dengan warna tersendiri sesuai kekhasan daerah masing-masing seiring perkembangan teknologi digital.
Para narasumber yang sudah dipastikan menjadi pembicara dalam agenda diskusi tersebut adalah Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Halim; Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko; dan Bupati Jember, Faida.
Dari parlemen, Anggota Komisi III DPR RI, Hillary Brigitta Lasut, direncanakan turut hadir. Untuk kalangan akademisi yang akan menyampaikan pandangannya adalah peneliti politik di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth.
Sedangkan diskusi akan semakin menarik karena yang akan bertindak sebagai moderator dalam diskusi tersebut adalah presenter kondang, Tina Talisa.
Peserta yang akan hadir dalam diskusi tersebut antara lain dari pengurus PWI Pusat, Tokoh Pers, Wartawan, Organisasi Pemuda, Partai Politik, Mahasiswa, Pengusaha, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI, Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI, dan masyarakat umum. *red
Discussion about this post